Saya terpana, amat terpana akan kata-katanya itu. Saat kita, bahkan mungkin sebagian besar manusia di dunia ini begitu membenci sepi, kita bisa bisa benar-benar terpukul saat kesepian datang, Bung Karno malah sebaliknya.
Seperti yang kita tahu, Bung Karno memang sudah akrab keluar masuk penjara pada zaman kolonial Belanda. Beliau kerap dilanda sepi dalam kungkungan dinginnya tembok penjara yang tidak lebih luas dari kamar mandi kita! Lantas apakah Bung Karno menyerah dan menghentikan perjuangannya setelah merasakan sepi dan dinginnya dinding penjara? Apakah Bung Karno lebih memilih memohon ampun pada Belanda agar segera bisa dibebaskan? Tidak! sama sekali beliau tidak menyerah! Bahkan beliau mulai bersahabat dengan sepi.
Dengan tidak banyaknya aktifitas Bung Karno selama dalam masa tahanan, justru saat-saat beliau gunakan untuk menyusun strategi melawan Belanda Selanjutnya. Bahkan Pledoi yang sempat menggugah dunia internasional kala itu -Indonesia menggugat- lahir di balik dingin dan sempitnya dinding penjara Suka miskin.
Karena kesepian itulah beliau tidak bisa berbuat banyak selain berpikir dan terus berpikir. Di dalam penjara yang sepi itulah Bung Karno "semedi" dan memikirkan ide-ide kemerdekaan. Semangatnya perlawanannya kepada pemerintahan kolonial semakin menggelora. Tak pernah padam!
Satu hal yang bisa kita petik pelajarannya sebagai anak muda penerus perjuangan beliau, kita sekarang hidup di jaman yang jauh lebih enak dari jamannya beliau, kita tidak perlu merasakan dinginnya dinding penjara, kita tidak perlu menghadapi serdadu-serdadu beland bersenjata lengkap. Kita hanya perlu mengisi kemerdekaan ini untuk mekajuan bangsa kita tercinta.
Kalau bukan kita, siapa lagi?
No comments:
Post a Comment